Halaman

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Sabtu, 12 November 2011

Pengaruh Cinta Terhadap Perubahan Jiwa

Ada dua cara untuk mengubah tingkah laku seseorang atau mengubah akidahnya, yaitu:
Pertama, nasihat dan kritik. Kedua, cinta. Inilah cara yang memiliki pengaruh perubahan permanen. Dapat kita lihat bagaimana Rasulullah SAW menanamkan rasa cinta dan terus memupuknya ketika dia masih berada di Mekkah ataupun ketika merintis negara di Madinah. Hasilnya, beliau dapat mengubah seluruh jazirah Arab.
Cinta adalah senjata yang paling utama dalam mengupayakan sebuah perubahan akidah manusia serta tingkah lakunya.
Sesungguhnya cinta dapat menjadi solusi dari sekian banyak permasalahan.
Berikut ini beberapa kisah pada masa Sahabat tentang cinta yang telah menyebabkan perubahan jiwa dan akidah.

    Kisah Cinta Zainab
Abul ‘Ash, suami Zainab binti Rasulillah SAW, keluar dari Mekkah. Ia melarikan diri dari Islam. Zainab pun mencari dan menyusulnya agar dia kembali ke Mekkah dan masuk Islam. Abul ‘Ash lalu mengirim surat yang isinya sebagai berikut:
Demi Tuhan, tidaklah ayahmu tersangka bagiku. Yang aku inginkan tiada lain adalah agar engkau berjalan sejalan denganku, wahai kekasihku. Dalam bangsa yang satu. Aku tidak suka jika dikatakan padamu, “Suamimu mendustai kaumnya.” Apakah engkau tidak memaafkan dan memaklumiku?
Menilik surat itu, jelas diketahui bahwa Abul ‘Ash mencintai Zainab. Ia ingin isterinya sejalan bersama, apa pun jalannya. Abul ‘Ash juga tidak suka jika ada yang mengatakan pada Zainab hal-hal yang mungkin akan membuat isterinya itu bersedih. Di akhir suratnya, dia meminta maaf dan pemakluman pada Zainab.
Karena dorongan cinta semacam itu, Zainab akhirnya menyusul Abul ‘Ash. Belakangan ia berhasil membawa suaminya ke dalam pangkuan Islam.

  • Kisah Thufail bin Umar ad-Dausy
Thufail bin Umar ad-Dausy telah masuk Islam. Datanglah isterinya. Namun Thufail mencegahnya seraya berkata, “Engkau telah haram bagiku.”Isterinya heran, “Mengapa?”
“Aku telah memeluk Islam.”
“Aku adalah bagian dari dirimu, dan engkau adalah bagian dari diriku, dan agamaku adalah agamamu,” kata isterinya.
Sang isteri akhirnya memeluk Islam.
Jawaban ini menunjukkan bahwa perempuan ini sangat mencintai Thufail. Hal itu tercermin dari perkataannya, “Aku adalah bagian dari dirimu, dan engkau adalah bagian dari diriku.”
Atas dasar cinta pula ia akhirnya memeluk Islam, dengan berkata, “ ... dan agamaku adalah agamamu.”

  • Kisah Ummu Hakim binti Harits bin Hisyam
Ummu Hakim binti Harits bin Hisyam ra. telah memeluk Islam ketika penaklukan Mekkah. Sementara suaminya, ‘Ikrimah bin Abu Jahal, justru melarikan diri dari Islam hingga sampai di Yaman.
Ummu Hakim pun menyusul ke Yaman, menemui suami dan mengajaknya memeluk Islam. Akhirnya ‘Ikrimah pun memeluk Islam dan menghadap Rasulullah SAW sebagai seorang muslim.#

Dikutip oleh Muhammad Hamdi dari buku “Menelusuri Kamar-Kamar Rasulullah”.
Share

Related Post | Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentar